21 October 2009

Palèrènan XI : Gusti Yesus Dipenthang

Hari semakin siang, sang mentari telah jauh meninggalkan ufuk. Dengan hentakan-hentakan kasar, Yesus dipaksa untuk merebahkan diriNya diatas palang kayu yang dipikul olehNya sedari pagi tadi. Dalam keadaan telanjang, Yesus mengerang, merasakan sakit luar biasa, luka bekas siksa semalam hingga dini hari yang mulai mengering, terbuka lagi, kembali meneteskan darah segar di sekujur permukaan kulitNya.

"Septus, cepat diselesaikan!!" perintah Centurion Severus, mengingat hari yang semakin terik. Bergegaslah serdadu Septus dan teman-temannya. Perihal menyalibkan orang bukan perkara sulit, mereka telah terbiasa. Akan tetapi, tiga orang dalam satu kesempatan adalah hal yang luar biasa, mengingat pada tiga hari kedepan, para orang Yahudi akan memperingati Paskah, hari terbebasnya para leluhur mereka dari tanah Mesir, yang berarti tidak akan ada acara penyaliban.

Setelah dirasa cukup pada palang salib, tangan Yesus direntangkan membuka kesamping dan diikat. Sayangnya, tangan kananNya telah kaku, kram, kejang yang diakibatkan oleh siksa yang kelewat berat, dan kecapaian memikul palang salib. Serdadu Septus dan Hexion mengikat seutas tali kasar pada pergelangan tangan Yesus, dan dengan kasarnya mereka menarik tali itu sambil dihentak-hentakan agar dapat meluruskan tangan Yesus, sejajar dengan palang salib. "Aaaarrrrgghh....!!!" jeritan menyayat hati terdengar dari mulut Yesus. Semakin menciutkan nyali kedua orang tersalib bersamaNya.

Tak seberapa lama, dalam suasana serba terburu-buru, dan dihiasi jeritan dan lenguhan dari tiga orang terpidana salib, suara palu yang menghantam paku bergantian terdengar, silih berganti.

Centurion Severus, yang kini telah turun dari kudanya, melepas jubah kepangkatannya, berdiri di tengah arena penyaliban, mengawasi para serdadu bawahannya. Tampak dipundaknya, bekas luka hasil pertempuran di Crete, dan bekas sayatan panjang karena sabetan pedang di Macedonia, bukti nyata bahwa Centurion Severus telah malang melintang dalam kedinasan militer Romawi.
"Bersiap..." Centurion Ceverus memberi aba-aba. "Naikkan..!!"
Dalam suatu gerakan yang tertib dan penuh kedisiplinan, ketiga salib secara perlahan ditegakkan.

Sambil menarik napas panjang, Yesus menatap Yerusalem dan mendoakannya dari tiang salibNya.

No comments:

Post a Comment