29 January 2009

~ Coccoloba uvifera ~

Tumben-tumbenya mau mbahas tanaman, tapi yang satu ini memang spesial kok. Pertama tahu di berbagai sudut Hyatt Regency Yogyakarta; poolside Kemangi Bistro, Camp Hyatt, North Garden, sampe ke Bogey's Teras. Si "Anggur Laut" ini bertebaran disana.

Demi melihat batangnya yang kekar berurat-urat [peringatan penulis: mohon dibedakan dengan "batang berurat" yang lain; Beringin misalnya] secara kasat mata mirip Jambu Klutuk (Psidium guajava) tapi lebih berkambium. Dengan daun bulat-bulat kaku, sangat pas dijadikan sarana peneduh. Dengan batang yang dapat diatur/disesuaikan arah tumbuhnya, nggak percuma kalau "SeaGrape" cepat menjadi primadona pertamanan.

Mirip dengan mamalia, Anggur Laut juga mempunyai dua "gender" [ingat Pepaya? (Carica papaya L.) Berbuah=feminim, berbunga=maskulin]. Anggur Laut maskulin hanya berbunga saja, dengan batang yang cenderung bertumbuh menjulang keatas. Sementara Anggur Laut feminim dapat berbuah dengan daun lebih kaku dan pertumbuhan batang cenderung lebih merunduk. Bila anda menemukan bibit Anggur Laut yang masih prasekolah, coba lihat urat daunnya, bila berwarna kemerahan, hampir pasti bakal tumbuh menjadi Anggur Laut feminim. Mengingat daya tahannya yang tinggi terhadap garam, sangat cocok ditanam di daerah dekat laut [namanya juga Anggur Laut...]


Tak hanya sebagai hiasan taman dan peneduh semata, Anggur Laut ternyata berkhasiat juga loh.. [ketika mengucap "loh", harus agak ditelan... lidahnya..] Satu khasiat yang sudah terbukti keampuhannya sebagai obat diare.
Untuk obat diare dipakai + 10 gram buah Coccoloba uvifera yang masih muda, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus. Dijamin tokcer! Bila
sakit masih berlanjut hubungi dokter dan Puskesmas terdekat [Lha iya dong... masak lha iya lahh....]

Selain itu, SeaGrape juga mengandung saponin [toxic kuat untuk serangga, ikan dan amfibi], flavonoida [anti tumor/kanker, anti virus, anti alergi dan anti kolestrol], dan tanin [Pengikat ion logam, penyerap protein, dan antioksidan biologis]. Sudah pasti kegunaan dan kadarnya dalam Anggur Laut perlu penelitian lebih lanjut dari lembaga yang berkompeten [sambil poke para dokter dan apoteker].


Well, demikian sekelumit "penelitian" singkat tentang Anggur Laut yang sering ditemui tapi belum mengenalnya lebih jauh.. [sekarang sudah kenal..] Di bawah ini ada link tentang Anggur "SeaGrape" Laut dari situs yang lebih mumpuni dari tulisan di atas. Again, semoga bermanfaat..

~ WikiPedia : Coccoloba uvifera
~ Flori Data

21 January 2009

Berteriaklah..!!

Lepaskanlah..
Serukanlah..
Biarkan dunia mendengar suaramu..
Jadikan alam sebagai saksi..
(Ignatio 0109)


Ketika sesak meliputi dada, biasanya orang akan berteriak. Entah sebagai pelepas sesak dada, atau pelepas beban pikiran dan bathin. Apa mau dikata, curhat tiada guna, [hanya] diberi petuah dan arahan serta petunjuk yang [sudah pasti] semakin menyesakkan dada dan beban pikiran.
Mau? Mau? Mau? Coba saja... HHHAAAAAAAAHHHH!!!!

Teman masa kuliah dulu, Antonius Heri, sering sekali berteriak, "LUSIII...!!!" hanya karena kangen sama pacarnya. Begitupun Maria Mokolomban, pernah sekali waktu memintaku untuk mengantarnya dari Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman ke Parngtritis, Bantul sana, hanya agar bisa teriak-teriak dengan bebasnya di alam terbuka. Pun beberapa orang khusus datang ke Gardu Pandang di Kaliurang, Yogyakarta, hanya untuk berteriak.. [kebanyakan sedang latihan teater..]
HHUUUHHH.... HHHAAAAAAHHHH!!!!

Maaf, saya keliru, ternyata tidak hanya sebagai pelepas sesak di dada, juga sebagai sarana pelepas rindu, latihan olah suara dan artikulasi, juga sekedar having fun, bisa di alam terbuka, bisa pula di dalam discotheque. Belum lagi teriakan dan seruan-seruan di dalam barak militer, arena balap kuda, sabung ayam, tinju, hingga panggung kampanye dan panggung hiburan. [kalo panggung kampanye; MAANNAAA...AMMPLOOOPP...??; kalo di panggung hiburan; AAAIIIIRRRRR....AAIIIRRR...!!]

By the way, kalau soal kesenangan dibawa-bawa, tidak ada masalah, selama ketika teriakan-teriakan itu terujar tidak ada orang disekitar kita; mending kalau hanya dirasa mengganggu daripada dianggap kurang waras. Sebetulnya ada cara lain menyatakan teriak sebagai komoditi, ikut kontes teriak [ach... yang bener..??]. Ketika Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda 2008 [tanggal berapa hayoo...?!] sebuah acara juga digelar di Global Village, Dubai; kontes teriak!! Ada sekitar 14 kategori dengan acuan utamanya; Berteriak, Berseru, Bertepuk Tangan, dan Bersiul. So pasti banyak peminatnya, hingga mengundang Guinness Book of Record untuk dicatatkan. YYAAALLLLAAAA.....YAAALLLAAAAA...!!

Marilah kita berteriak...!! Serukan kemenangan kita; atas rasa minder tak ingin berteriak.... HHIIIIYYYAAAAAAA...!!!

C.U.R.H.A.T

Meraba dalam gelap ku..
Mencari hati yang terbagi..
Terhempaskan waktu berlalu..
Tak kuasa ku..
(Ignatio 0109)

Belakangan hari banyak yang curhat. Entah hubungan pekerjaan, asmara, hingga hal sepele semacam,"Mas, mending ngisi pulsa yang 20.rb atau 25.rb ya..??" [ménékétéhé...] Maaf, tanpa bermaksud mengecilkan hati peminta pendapat, hal-hal [sepele] yang [setidaknya menurutku] tidak perlu diperbincangkan tak akan dibahas..

Pekerjaan; bukan urusan saya. Itu urusan si pekerja dan pemberi kerja tentu saja. Syukur-syukur di perusahaan [atau tempatnya mencari nafkah] ada sebuah sistim yang melegalkan curhat antara bawahan dan atasan [I'm happy for it]. Dari pada ngedumel dan misuh-misuh dibelakang orang yang dimaksud [bisa bisa bawahan, rekan sejawat atau atasan] mending salurkan melalui channel curhat yang legal; conselling, coaching, training, appraisal, etc. Niscaya cespleng dan tuntas..
Lha kalo nggak ada channel yang tersedia, cuman gelombang SW, itupun intensitasnya tidak ajeg...?? [kalau kurang paham metafora tadi, silahkan japri ke saya]
Menurut seorang bijak, bantu mereka para pen-curhat melalui orang terdekat [bisa isteri/suami, partner kerja, boss] agar dapat meringankan [setidaknya] beban pikiran dan perasaan mereka. Tentu saja sang pendengar harus sangat obyektif, banyak mendengar mengumpulkan data dan tentu saja sedikit bicara, karena porsi si pen-curhat lebih banyak bicara.

Asmara; bukan urusan saya. Itu urusan si pen-curhat dan orang yang terlibat masalah asmara dengan si pen-curhat. Bisa satu arah; A♥B, B♥C, C♥D&E. Bisa pula dua arah; A♥B, B♥A. Kalau dua arah lebih gampang penanganannya; ortu A&B, sahabat terdekat A&B, atau lembaga resmi yang lebih mumpuni; pskiater, KUA, clinic theraphy, Rohaniawan, etc. Kalau satu arah; so pasti lebih rumit dan njlimet. Pendengar cuma bisa mendengar [lha iya dong... masa lha iya lah..??] membiarkan si pen-curhat melampiaskan segalanya...

Ehemm.. kok jadi menggurui ya..?? Intinya, saya hanya ingin "jualan buku bagus" yang sayangnya jarang dipublikasikan secara terbuka [meski ada juga di toko buku, tapi jarang diekspos]. Buku-buku tersebut sangat membantu saya menyikapi curhat dari beberapa teman, tanpa mereka tahu kalau saya sudah belajar dulu [thanks to those whom introduce me these books].

08 January 2009

G.O.L.F

Once upon a time... [mirip cerita HC Andersen..] there life a beautiful young lady in the forest whom being greet by the undercover prince.. [tuh kan... jadi dongeng....]

Sekali waktu peristiwa [awas.. mulai lagi..], kami kedatangan tamu, sebut saja tuan Alfa, yang ingin bisa bermain golf. Dengan penuh keyakinan, tuan Alfa bersikukuh harus bisa menguasai permainan golf dalam waktu dua minggu..!! Sebuah keputusan dan goal-setting yang cukup gila menurutku. Bagaimana tidak, rata-rata orang awam yang baru mulai bermain golf baru siap setelah [setidaknya] satu bulan, itupun selama empat kali seminggu, setiap latihan menghabiskan sampai 500 bola di driving range setiap latihan, dan mencatat segala sesuatu tentang grip, swing dan semuanya secara saksama.
Lha yang ini, kok yo nekad, mau pintar dalam waktu dua minggu..
Ternyata semua peralatannya tuan Alfa telah siap, Driver 10,5° merk ternama, Wood 3&5 hingga Rescue, Iron set dengan blade yang full mengkilat, Putter futuristik yang katanya dibeli seharga kamera digital prosumer, Golf Bag yang harganya setara satu sepeda motor produksi China, Golf Shoes seharga tidak lebih murah dari putter. Belum lagi utilities lainnya; Tee [konon dari jenis sekali pakai], Ball [sebuah sama dengan flashdisk 512Mb. harganya], Ball Marker [bonus dari topi yang pet-nya ber-magnet], T-Shirt senilai DVD Player, Topi dengan merk terkenal yang bernuansa golf; Titleist, Callaway, Mizuno, Jack Nicklaus, Nike TW, Lynx, Mc.Gregor, Nickent hingga Beres [swear..!! ini merk peralatan golf, bukan sekedar; "Beres, Boss..."].
Tak ketinggalan; sun-screen dengan SPF.50 termasuk satu perangkat GPS tercanggih. Waw...!!! Luar biasa..!!!


Di satu sisi, seseorang lainnya, kita sapa beliau pak Bravo, hanya memiliki Iron-7, Pitching 56° dan Putter. Glove yang dipakai juga bukan dari jenis sekali pakai langsung buang, bersepatukan keds biasa dan berkaos seadanya, jenis kaos berkerah yang mudah ditemui di dalam keranjang-keranjang obralan swalayan besar.
"Kayaknya saya belum bisa main ke lapangan, Mas." ujar beliau suatu ketika. "Mukulku masih jelek." Betapa bijaknya, mengingat beliau pak Bravo sudah habis berbulan-bulan berlatih golf dengan tekun. Kapan dong mainnya..??

Kita mungkin [dan hampir 90%] salah satu dari mereka, atau pula kombinasi unik dari keduanya. Tuan Alfa, siap dengan segala peralatan tercanggihnya, tapi yang namanya golf [dan kehidupan itu sendiri] adalah permainan yang mengandalkan hati. Tak bisa di target sebagaimana rupa untuk dicapai pada kurun waktu tertentu, meski telah siap segala peralatannya..
Bapak Bravo secara mental mungkin lebih siap [setidaknya begitu perasaanku padanya... taela..] hanya karena peralatan yang kurang beliau merasa masih jelek.
Mungkinkah keduanya disatukan? Mental yang siap dengan peralatan yang mutakhir. Atau peralatan yang minim dan bertambah seiring dengan semakin dewasanya penguasaan mental seseorang. Yang pasti, tak ada yang mampu mencapai kesempurnaan, selain Tuhan Yang Mahaesa, Allah Maha Besar, Sang Hyang Widhi...

So, let's pray... semoga tuan Alfa, orang yang serba berlebihan mau berbagi dengan orang yang berkekurangan, dan semoga pak Bravo mau melayani sesamanya, berbagi ilmu dan mentalitas sehat meski dalam keadaan berkekurangan, menguatkan hati sesama..
EPILOGUE:
Tuan Alfa mulai bermain gol sekenanya di padang golf setelah latihan rutin selama tiga bulan, hingga grip putter harus diganti, hingga sun-screen habis sebotol, hingga batteray GPS perlu diganti pula..
Bapak Bravo kini menemani tuan Alfa, berbagi pengetahuan dan saran sambil turut menggunakan peralatan golf tuan Alfa.

GOLF:
Gentleman Only, Ladies Forbidden. [I'm not sure...]
Gender Order, Least Forgotten. [sometime..]
Girls Or Lads, Fairpaly..! [supose..]
Grip On, Look Forward..! [watch-out...]

05 January 2009

Matinya Media

[Sebuah respon reaktiv atas tulisan Sdr. Kristupa Saragih;
JPG Magazine Berhenti Terbit]

"Kematian sebelum adanya kehidupan.."
(Ignatio 0109)

Saya masih menyimpan majalah FOTO-Media jaman dulu, dengan anggapan akan mendapat banyak ilmu disana, maklum, jaman masih analog.. Betapa bungah hati ini, demi melihat lembar-lembar berwarna di dalam majalah [yg nggak murah u/ ukuran mahasiswa] penuh ilmu dan tentu saja sponsor yang mengisi sekitar 30% kandungan majalah. Nasib majalah-majalah FOTO-Media saya sekarang dirawat oleh HRD Hyatt Regency Yogyakarta di etalase Perpustakaan.

Masih lekat pula majalah snap! yang sarat makna dan warna, dan berujung pada pengunduran diri seketika, alias bubar. [satu kenang-kenangan yang masih kupunya; Photo Techniques Vital Skills Guide, gambar-gambarnya ehemm...]

Satu lagi, HSB Himpunan Seni-foto Bengawan, asli Surakarta. Majalah yang membahas dunia fotografi terbit secara ekslusif bagi para anggotanya. [lucky me, dapat bocoran..]

Tiada seorangpun yang berpendapat salah, semua benar, meski harus dilihat dari kacamata setiap orang tersebut. Bagaimanapun, Derek Powazek dan Heather Powazek Champ adalah pioneer yang membuka jalan, meski mereka harus meninggalkan ruote yang telah mereka rintis, yang semoga saja, membuka route lain yang baru..
Semoga majalah EXPOSURE masih akan terbit, selama tidak harus dicetak [kasian tuh pu'unan ditebangin..] dan para kontributor tetap setia menyumbangkan sedikit celebrar-nerve bagi majalah EXPOSURE. [sambil berharap-harap cemas; semoga Kristupa Saragih & Valens Riyadi tidak walk-out terhadap Fotografer.Net sebagaimana Derek & Heather...]