21 October 2009

Palèrènan X : Gusti Yesus Dilukari

Jalan semakin terjal. Yesus menapaki langkahNya satu demi satu, mendaki bukit Calvary. Ditengah suasana riuh para penghujat suruhan para imam kepala, dan bentakan-bentakan kasar para serdadu anak buah Centurion Severus, ada angin segar bertiup disana. Menyejukkan raga Yesus yang telah lemah. Terbuaikan.

Seorang serdadu meraih lengan Yesus, menarikNya dengan paksa, hingga salibNya terjatuh berdebam di tanah. "Ha..ha..ha... mana kuasamu..??" ejekan para serdadu tak henti hentinya. Dalam lelahNya, pakaian Yesus yang terbuat dari tenunan utuh, di tarik, dan kemudian dilepaskan dari tubuhNya. "Buat apa Septus? Akan kau apakan baju itu?" tanya seorang serdadu kepada yang lain. "Lumayan, untuk alas tidur kuda di istal." Serdadu Septus menimpali. "Septus, buatku saja, akan kupakai untuk kain pel di rumah Pontius!" "Tidak, aku yang pertama memukulnya, jadi baju itu untukku!!" "Enak saja, kuda Centurion lebih membutuhkan.!!" Melihat gelagat yang sangat memalukan itu, Centurion Severus memutuskan agar mengundi siapa yang berhak mengambil baju rombeng itu. Genaplah apa yang disyairkan oleh Daud "Diviserunt sibi vestimenta mea, et super vestem meam miserunt sortem" [Mzm 22:19]

Sambil mempersiapkan penyaliban Yesus, Centurion Severus memerintahkan seorang serdadu untuk memasang sebentuk papan bertulisan pada salib Yesus. Iesus Nazarenus Rex Iaudeum bunyinya; Yesus orang Nasaret, raja orang Yahudi. Para imam kepala Farisi segera melancarkan protes kepada Pontius Pilatus, "Dia bukan raja orang Yahudi. Ganti dengan Aku Raja Yahudi. Dia sendiri yang mengatakan itu" Dengan penuh ketegasan, Pilatus menjawab, "Quod scripsi, scripsi.!!"[Apa yang tertulis, tetap tertulis.]

Seakan tak habis-habisnya para serdadu mempermainkan Yesus. Sambil mengolok-olok Yesus, mereka memberikan anggur masam, hasil fermentasi yang tak jadi, dicampur cuka, diminumkan kepada Yesus. Konon, minuman tersebut mengandung bius, yang bila diminumkan kepada terhukum, akan menjadikannya kebal terhadap sakit, sehingga para serdadu dapat lebih lama lagi mempermainkan terhukum. Yesus yang telah mengetahui siasat mereka, memuntahkan kembali minuman itu, demi meluluskan pengorbananNya.

Dalam siksa ragawi dan beban bathin yang berat, Yesus masih sempat berdoa. "Pater, dimitte illis, non enim sciunt quid faciunt." Sebuah permintaan penuh kepasrahan pada Bapa. [Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat]

-----------------------

Useful page : http://www.trosch.org/chu/latin-prayers.html

No comments:

Post a Comment