22 April 2009

Palèrènan IV : Gusti Yesus Kapapag Ingkang Ibu

Maria, Bunda Yesus, dikawal Yohannes dan beberapa pemuda dari Bet Lehem; Yoakim, Ruben, dan Yeremia anak Simeon, menerobos kerumunan massa, masuk keluar gang-gang sempit untuk memotong jalur perarakan Yesus oleh serdadu Romawi. Tampak pula Maria dari Magdala, Maria saudara Martha, dan Hanna orang Samaria ada dalam rombongan kecil Bunda Maria. Sementara di seberang jalan sana, di lorong yang lain, Yakobus & Simon Petrus, dua saudara sepupuan, turut mengikuti parade berdarah itu secara sembunyi-sembunyi. Ah, masih takut pula Petrus, bila ketahuan seperti dini hari tadi.

Setelah melewati tikungan, iring-iringan Yesus berbelok kiri, kearah selatan menuju bukit Tengkorak. Sambil tetap berteriak, para serdadu kembali menyuruh kerumunan massa untuk memberi jalan, karena dirasa kecepatan tempuh semakin melambat. Yohannes dan rombongan kecilnya telah menunggu dari jarak sepelemparan batu kedepan, semoga ada kesempatan untuk menghibur Yesus.
Iring-iringan semakin maju, mendekati Maria Bunda Yesus. Ketika sampai pada hitungan dua dèpa, terjadi hal yang tak diduga. Tanpa adanya kesepakatan dan perhitungan yan matang, Petrus dan Yakobus menghalau para serdadu dari sisi kanan iring-iringan Yesus. Terjadi sedikit kegaduhan. Rupanya Petrus telah mengeraskan hati untuk melawan keadaan, Ya, Simon si batu karang.

Demi melihat kesempatan yang baik, para saudara jauh Yesus dari Bet Lehem, turut memperkeruh suasana, mengganggu para serdadu dari sisi kiri mereka. Suasana semakin gaduh, Yesus terdiam, dan berlutut di jalanan. Maria Bunda Yesus, perlahan mendekati PuteraNya, mencium keningNya, mengusap pipiNya yang penuh darah dan keringat. Yesus menengadah, tersenyum dan bersabda, "Ibu, inilah jalanKu. Jadilah Ibu bagi dunia, jadilah Ibu bagi semua orang sebagai penggantiKu.."
Maria Bunda Yesus telah menyadari bila PuteraNya akan menyampaikan hal itu, "Yesuha, bagaimanapun, Kau tetap AnakKu.." Yohannes yang selalu mendampingi Maria turut tersenyum demi melihat kepasrahan dan ketegaran hati Yesus.
Suasana semakin panas, Petrus dan Yakobus tak kuasa melawan serdadu Romawi, begitupun Yoakim, Ruben dan Yeremia; orang-orang suruhan para tua adat Farisi membantu para serdadu untuk melawan mereka. Yohannes, segera menarik Maria kesisi jalan agar tak terkena tendangan para serdadu yang kini membabi buta. "Rabbi, aku akan membebaskanMu.." seru Petrus. Alih-alih senang, Yesus menatap dalam ke mata Simon Petrus, seakan menyuruhnya untuk pergi, jauh, tak perlulah membebaskanNya.
Petrus si nelayan Capernaum, seakan paham maksudNya, mundur teratur bersama Yakobus sepupunya.

"Bangun kau pemalas.!!", serdadu Romawi menarik dan memaksa Yesus untuk kembali berjalan..

No comments:

Post a Comment