22 April 2009

Palèrènan V : Gusti Yesus Di Tulungi Simeon Wong Sirena

Hari semakin siang, panas matahari yang membakar turut melemahkan Yesus. Para penghujat Yesus masih ada di sepanjang jalan, terus menerus memakiNya. Malkhi, seseorang yang pernah disembuhkan Yesus dari kebutaan menerobos barisan serdadu Romawi. Memaksa untuk memberi bantuan. Tentu saja para serdadu menolak mentah-mentah. Begitupun Remigus, yang dulu berpenyakit lepra, ditendang dengan entengnya oleh para serdadu karena hendak menolong Yesus.

Melihat gelagat yang sangat tidak enak itu, para pemuda dari Bet Lehem kebingungan mencari cara untuk menolongNya. Datanglah Stefanus [orang yang kelak menjadi martir pertama], menawarkan sebuah gagasan ditengah peliknya keadan. "Aku baru saja datang dari Kirene, bersama rombongan yang ingin bertemu dengan Rabbi. Kami akan bantu Rabbi membawa salib." Ketiga pemuda Bet Lehem seperti mendapat harapan baru. "Bagaimana kau akan melakukannya?"
Stefanus terdiam sejenak. Berpikir keras. "Begini, tolong kalian hambat sejenak iring-iringan ini. Nanti biar Simon, kepala rombongan kami yang akan memutuskan." Segeralah Stefanus melesat, hilang di tengah kerumunan massa.

Terinspirasi dari Malkhi dan Remigus; Yoakim, Ruben, dan Yeremia anak Simeon, kembali menghadang parade berdarah itu. Memohon agar diperbolehkan membantu Yesus. Salah serang serdadu melihat mereka dan menyadari kalau ketiga pemuda itu adalah pembuat onar beberapa waktu sebelumnya. Bukannya di ajak bicara, melainkan tamparan dan pukulan bertubi-tubi menghujam ketiga pemuda Bet Lehem.

"et angariaverunt praetereuntem quempiam Simonem Cyreneum, venientem de villa patrem Alexandri et Rufi, ut tolleret crucem eius." (Mark 15:21)
Seakan tanpa tahu apa-apa, Simon melintas begitu saja, dan dipanggil oleh serdadu untuk membawakan salib Yesus, sementara serdadu lainnya sibuk melayani ajakan ribut para pemuda. Inilah saat yang dinanti, Simon dengan ketegasan memanggul salib Yesus, Alexander dan Rufus anak-anaknya, memapah Rabbi Yesus untuk terus berjalan. Demi melihat peristiwa itu, ketiga pemuda Bet Lehem pun berhenti melakukan konfrontasi dan mundur teratur.

Setiap beberapa dèpa, Simon dan Stefanus; juga Alexander dan Rufus, beserta anggota robongannya, bergantian memikul salib dan memapah Yesus. Yohannes dan Maria Bunda Yesus tersenyum bahagia dari kejauhan, menyaksikan kejadian indah tadi.

Yesus tetap tabah berjalan, menuju puncak kejayaanNya.

No comments:

Post a Comment