24 December 2008

Kotbah Malam Natal

Semoga diantara kita pernah menikmati suasana ibadah yang sama sekali berbeda dengan suasana yang biasa kita rasakan. Maksud saya di pedesaan..
Terbiasa dengan suasana hingar-bingar, hiruk-pikuk, gembar-gembor; dan kini "menikmati" suasana nan sejuk ayem tentrem, gemah ripah, dicokoti lĂȘmut barang..

Bukannya membedakan secara signifikan keadaan gedung gereja di kota dan di desa (kebetulan kami sekeluarga biasa mengikuti Misa di Kotabaru & Kemetiran; Malam Natal kali ini di pelosok Sleman sana, stasi St. Thomas Seyegan, paroki Medari, keuskupan agung Semarang) Di mana pun gedung gerejanya, bagaimanapun keadaan lingkungannya, selama pernyataan "sudah kami arahkan.. sudah layak dan sepantasnya" telah berkumandang di bibir, perayaan Misa harus dituntaskan hingga paripurna.

Bukan salah Pastor; bukan pula salah panitia maupun umat yang hadir bila kemudian isi kotbah menjadi "hingar-bingar" tidak karu-karuan. Bagaimana tidak "hiruk-pikuk"; Global Warming, naik-turunnya harga minyak dunia, nakalnya anggota DPR yang terhormat, sepak terjang KPK, disampaikan dalam kotbah Malam Natal yang nota-bene para umatnya sebatas lingkup stasi St. Thomas Seyegan, paroki Medari, pelosok Sleman.

Maaf. Tanpa mengecilkan arti kehadiran para umat terkasih dalam Yesus Kristus, pun tanpa mempersempit pandangan terhadap Pastor, materi kotbah semacam itu sudah sering kami lahap di televisi, koran, dan OnLine News. Sudah kenyang..
Mana anak-anak pada berlarian, orang tua pada ngegossip, panitia pun tak kalah; sibuk wira-wiri dengan dalih melayani keperluan petugas keamanan (lho, bukannya umat yang harus dilayani??)

Deus Caritas Est; ada satu sisipan cerita di kotbah yang "layak" masuk hitungan; Suatu hari, pasangan petani miskin kedatangan tamu dari jauh. Karena mereka berbelas kasihan, ditawarilah tamu itu intuk makan & minum, hingga menginap bila perlu. Tentu semua itu dilakukan dengan keikhlasan yang luar biasa, mengingat mereka juga dalam keadaan serba kekurangan.
Tiba saatnya bagi si tamu untuk pergi; sambil bersiap membuka bungkusan, tamu tersebut mengungkapkan jati dirinya kalau dia adalah Putera Mahkota kerajaan, seraya menawarkan balas jasa apa yang diinginkan pasangan petani miskin itu.
"Pangeran, dengan hadirnya Pangeran di tempat kami yang hina ini sudah merupakan hadiah terindah bagi kami." Petani menjawab dengan takzim...

Fellows, apakah kita siap menjadi "petani miskin", bersyukur demi kesempatan yang indah, ataukah kita akan meminta imbalan balas jasa..??

1 comment:

  1. berbicara soal stasi seyegan saya juga setuju dengan apa yang diutarakan di atas. Saya sendiri orang stasi seyegan, namun juga sering berpindah2 gereja, dengan alasan mencari suasana baru. tapi ternyata emang betul,

    kalau di gerja seyegan setiap misa
    1. terasa gaduh seperti pasar, ramai orang ngobrol saat misa, setelah misa gereja sunyi kayak kuburan, ditinggal begitu aja.
    2. kotbah romo yang kurang berkualitas (maaf sebelumnya), karena yang dibahas seputar itu2 saja, tidak pernah sedikitpun mengedepankan materi kotbah serta aplikasi kotbah yang pas dengan situasi yang ada.
    3. sebagai refleksi saja, umat di seyegan adalah umat yang manja, terbukti kalau ngaku dosa atau jumat pertama yang datang2 hanya itu saja.
    4. dari hal ke 3 diatas, maka umat tidak dapat berkembang alias ketergantungan tinggi.
    5. bagaimana kalau setasi seyegan romonya di gantikan dengan merk SJ, karena selama ini dengan merk PR, yang terjadi tidak ada progress yang signifikan (maaf lho kalau saya jujur)
    6. Ganti metode pendekatan romo pada umatnya, jangan hanya manja saja romo. katanya romo melayani umatnya, namun yang terjadi di seyegan malah romo dilayani umatnya, lha yang bener iki piye......
    7. ada info jalur masukan untuk romo menuju ke keuskupan agung semarang atao tidak, kalau ada saya akan memberikan info ini atao menyampaikan penilaian-penilaian terhadap romo yang pernah tugas di seyegan (selama yang saya alami)

    ini hanya sharing dan masukan saja, jika ada yang merasa tersinggung saya minta maaf. akan tetapi untuk kepentingan bersama maka dengan jujur saya sampaikan semua ini, mewakili semua inspirasi yang masih terpendam dalam angan-angan saja. terima kasih.

    ReplyDelete