24 December 2008

H.O.P.E.

Seyegan, 05 November 2008 jam 10:06
Beribu kata yang mampir di kepalaku pagi ini. Tanda-tanda kemenangan Barrack Obama, putusnya Prince Zuko dengan pacarnya, kecelakaan bis di India, kasus pelecehan dosen UI (Mr. TN) terhadap mahasiswi; termasuk telepon dari seseorang yang mengaku mengenalku meski tak kukenal, Melati (disamarkan demi privacy yang bersangkutan-Red.).

Hallo, ini benar Farano? (ada keraguan di sana) Aku Melati. (sambil terbata-bata)
Ini Farano yang dulu di AMPTA khan? (penuh tanya, penuh bimbang)
Kamu pasti gak ingat lagi siapa aku. Aku seangkatan sama kamu. Aku ingat kamu kok.
(memberi penegasan penuh harap)
Aku butuh bantuanmu. Di tempat kerjamu ada lowongan, nggak? Aku sudah pernah melamar di Radisson tapi nggak ada jawaban. (sudah lebih tenang, rupanya)
Oh iya, betul, Jogjakarta Plaza. Tahun 2001 sih. (lama bener.?? Sampé ganti nama..)
Dulu pernah sih jadi casual di Ambarrukmo, tapi ya itu, bubar. Aku waitress gitu, di Coffee-Shop. (here come the reference)
Aku pernah ke kampus, trus ketemu Jacky, ingat khan yang tinggi itu? Dia khan jadi staff kampus sekarang. Kata dia coba tanya Farano, biasanya banyak lowongan dia tahu. (grrr..how dare you, Jacky.!!) Pak Santosa juga bilang, coba ke Farano, pasti mau bantu. (OMG, OMG, OMG...) ... ... ...

Terkadang ketika kita merasa hopeless, terbersit sesuatu di benak yang menyemangati. Di kala kita sedang merasa useless, hadir sebuah fragmen di balik jendela mobil dan kaca spion motor kita, betapa kerasnya perjuangan tukang becak, tukang sol sepatu, tukang payung dan para tuan tukang lainnya membuktikan betapa bergunanya mereka. Sewaktu kita merasa sebagai “orang termiskin di dunia”, terdengan khabar bahwa masih ada orang yang hidup secara nomaden di tengah kota besar, menumpang di tempat kumuh, dan mampu membuktikan bila ia berguna bagi sesama dan hidup dengan harapan menggunung, penuh semangat.
“Wang sinawang..” masih berlaku.

Melati datang pagi ini di telingaku, merasuk hingga kedalam otakku, mengusik sanubariku, menggoyahkan hati nuraniku. Sesuatu harus kuperbuat, demi kepercayaan Pak Santosa (dosen, Dekan) terhadapku, demi keyakinan Jacky (staff kampus, teman kuliah) terhadapku, demi pengharapan Melati yang besar terhadapku.
Masih banyak Melati, Dahlia, Cempaka, Kamboja, Jati, Sonokeling, Mahoni dan Trembesi yang harus dibantu. Meski hanya sedikit keterangan dan harap bagi mereka, tentu juga doa yang berlimpah bagi mereka.

Melati telah empat hari mencariku, tanpa lelah, terus berusaha, mencoba segala cara..

--- --- ---

hope n, 1. harapan; kepercayaan; keyakinan. 2. penyebab dari harapan; pengharapan; orang, dsb yg diharapkan. v.t. & i. mengharap(kan); berharap: to ~ for something mengharap(kan) sesuatu. ~ful adj. berharap; memberi harapan. ~fully adv. dng penuh harapan. ~less adj. tidak ada harapan; tidak memberikan harapan.
(Kamus Inggris – Indonesia, Oxford University Press, ISBN 0-19-581609-9)

H.O.P.E. : Help Others, Peace Emerge. (Ignatio, 1108)

No comments:

Post a Comment