25 March 2009

Palèrènan I : Gusti Yesus Kapatrapan Ukum Kisas

"Tu es rex Iudaeorum?" tanya Pontius Pilatus.
"Tu dicis.." Jawab Yesus.
Sebuah pembelaan tanpa perlawanan telah diajukan olehNya. Tetap saja massa asuhan para imam kepala dan tua-tua adat Farisi & Saduki semakin beringas. Mereka menuntut hak mereka untuk didengar oleh penguasa, menuntut hak mereka agar penguasa membebaskan satu tahanan bagi mereka. Barabbas, seorang anggota SICARIIi, penjahat berat penentang kekuasaan Kekaisaran Romawi. "non hunc, sed Barabbas..!!"
Semakin beringas, massa berseru, "Crucifige..!! crucifige Iesu.!! Crucifige illum..!!"

Beberapa orang yang merasa pernah ditolong oleh Yesus tersadar.. mereka merasa harus membalas kebaikanNya. Mereka pun berteriak memohon pengampunan dan pembebasan bagi Yesus, Sang Putera Bapa. Yesuha bar Abbas... Entah setan mana yang menutup telinga penguasa, nama Yesuha tersamarkan, hanya bar Abbas yang terdengar. Bebaslah Barabbas...


Pontius Pilatus menyerahkan Yesus kepada massa, hanya karena khawatir pada kedudukannya yang akan dikira mendukung pemberontakan. Dia tidak tahu, sebuah revolusi cinta sedang bergolak. Sebentuk kebencian yang menyamarkan rasa cinta itu sendiri. Bukankah karena begitu cintanya seseorang bisa menjadikannya benci tak ter peri?
Yesus menerima apa adanya, tanpa protes. Membiarkan dirinya larut dalam amuk massa, membiarkan dirinya diikat dan menerima pukulan, cambukan, tendangan.. The show must go on...

---------------------

Related articles:
Matthew 27:11-26, Mark 15:1-15,
Luke 23:13-25, John 18:28-40 - 19:1-16

1 comment:

  1. Laudetur Iesu Christe...
    Trims Romo Farano buat penegtahuan barunya, GBU

    ReplyDelete