13 November 2021

Losmen Bu Broto

 Rasa penuh penasaran dan nostalgi itu terpuaskan sudah. Berkat Mas Juki-Jogja HipHop Foundation saya dan nyonya kebagian menyaksikan film Losmen Bu Broto lebih awal daripada khalayak ramai.

 Bagi generasi baby boomer & Gen-X di Indonesia, serial drama LOSMEN di TVRI bisa dibilang merupakan tayangan yang sangat dinanti pada zamannya. Ide segar Tatiek Maliyati dan Wahyu Sihombing seakan tiada habisnya mengupas sisik melik perlosmenan di kota Yogyakarta, berikut intrik dan cekcok yang timbul di dalamnya. Sudah tentu karakter Pak Broto, Bu Broto, Mbak Pur, Jeng Sri + Mas Jarot, Tarjo dan tak ketinggalan Pak Atmo telah sangat melekat di sanubari penggemarnya. Bagi temans yang penasaran seperti apa sih tampilan jadul di TVRI, silahkan bongkar Youtube, niscaya bertaburan di sana.



 

Bisa dikatakan film Losmen Bu Broto yang secara resmi mulai tayang pada 18 November 2021, adalah adaptasi layar lebar kedua, sebelumnya pada kurun 1987 Tatiek Maliyati menyutradarai film layar perak dengan judul Penginapan Bu Broto yang dimainkan artis asli tayangan TVRI, yang hari gini bisa dianggap film spin-off. Hingga pada 14 Desember 2020 lalu, shooting perdana film Losmen Bu Broto dilakukan di kawasan Kotagede, Yogyakarta; menjadi milestone Losmen Universe.

 Film Losmen Bu Broto wajib ditonton oleh para penggemar serial Losmen dahulu. Cukup banyak informasi yang tidak terungkap di Losmen TVRI dahulu; sebab musabab Mbak Pur masih setia melajang dan cenderung sober, bagaimana fajar kisah kasih Jeng Sri dan Jarod, masa muda Pak Atmo yang juara serabutan, hingga apa nama gadis Bu Broto sebelum menikah. Mengenai kualitas akting para pemeran so pasti djaminan moetoe; saatnya bagi penonton byoscoop milenial yang telah mengenal mereka.


Ada beberapa karakter peran pendukung yang sangat nJogjani dan menyita perhatianku; Oom Herman, atau mungkin lebih cocok Suk Herman, tamu losmen yang punya indra keenam dan menggemari perobatan herbal, dimainkan dengan apik oleh Pakdhe Landung Simatupang; Ki Juru Mertani (Sultan Agung), Kepala Sekolah “Laskar Pelangi” (Sang Pemimpi), Oerip Soemohardjo (Jenderal Sudirman) adalah sederet peran yang berkesan bagiku.

Mas Ian, kekasih Kirana duet Jeng Sri; sosok seniman yang telah berdamai dengan diri dan lingkungannya, kalau Jarod masih jembabasan, eh spoiler; yang pada akhir film turut tampil bersama Jogja Hiphop Foundation; Kak Juki alias KillTheDJ.

Turut bersenandung beserta suara khasnya, Mbak Silir, vokalis Kua Etnika & Sinten Remen; cameo Pak Mirkoen “Mbah Karsono” dari film pendek KTP, tak terabaikan Erick Estrada, perannya sebagai polisi di serial CHiPs yang ikonik, eh, Atmo karyawan losmen, dan Usmiyati yang sering bernama Mbak Tum pada film-film yang dimainkan olehnya.



Angkat topi pada duet sutradara Ifa Isfansyah et Eddie Cahyono, segenap team Paragon Pictures, Ideosource Entertainment, Fourcolors Films, dan Ideoworks. Alim Sudio yang telah tekun menulis kisah Losmen Bu Broto, dan Muhammad Firdaus selaku pengarah sinematografi. Tak terelakkan “Babahe” Ong Harry Wahyu, senior penata artistik sejagad film Indonesia.

Selain Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana X yang hadir pada Gala Premier di Jogja(13 Nov. 2021) juga tampak Kak Hanung Bramantyo dan juniors, sempat bertegur sapa dengan Pakdhe Landung Simatupang dan nyonya beserta Kak Agus Noor, sempat memaksa reka adegan KillTheDJ bagi-bagi tiket, dan toss penuh semangat dengan “Babahe” Ong pas otw parkiran.

 


Tulisan ini murni akibat rasa bungah atas peluncuran film Losmen Bu Broto, satu lagi denyut film nasional yang akan menjadi pembicaraan hingga di masa yang akan datang. Penulisan sembari diiringi lagu Kecap No.1 oleh Jogja Hiphop Foundation dan aneka versinya oleh Ndarboy Genk, Sinten Remen, Grrrl Gang dan Bravesboy.
Sekian.

12 January 2019

Doa Malam

Allah di sorga.
Dari rumah bambu sempitku
di malam yang dingin
tanganku yang rapuh
menggapai sorga-Mu.
Aku akan tidur di mata-Mu
yang mengandung bianglala
dan lembah kasur beledu.
Ketika angin menyapu rambut-Mu
yang ikal dan panjang
aku akan berlutut
di pintu telinga-Mu
dan mengucapkan doaku.
Doa adalah impian
dan segala harapan insan.
Di dalam doa aku bisikkan impianku.
Apakah Kau tertawa lucu?
Anakku yang kecil
memanjat jubah-Mu
dan tidur di dalam saku-Mu.
Sedang bulan di atas pundak-Mu
isteriku masuk ke dalam darah-Mu.
Ketika Engkau mengucapkan selamat malam
bunga-bunga kertas aneka warna
berhamburan dari mulut-Mu.
Bintang-bintang bertepuk tangan
dan serangga malam riuh tertawa
semua mengagumi-Mu:
Tukang Sulapan Tak Bertara.
Lalu Kau angkat tangan-Mu berpospor
gemerlapan, tinggi-tinggi, gemerlapan.
Dan itu berarti; selamat tidur
sampai ketemu esok hari
dengan sulapan yang lain dan baru.

---------------------------
Karya Rendra dalam kumpulan puisi Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972)